Persib vs Persis Solo. (Adam Husein/REPUBLIKBOBOTOH.COM)
REPUBLIKBOBOTOH.COM - Perubahan komposisi pemain dirasa bobotoh menjadi salah satu dari sederet masalah yang membuat Persib Bandung sulit meraih kemenangan.
Sepanjang empat pertandingan beruntun, Persib benar-benar dibuat kesulitan meraih kemenangan dan nampak ramah dengan hasil imbang.
Bobotoh asal Cibiru, Fahmi Mauludien menilai keseimbangan tim Persib memang terlihat goyah setelah ditinggalkan sejumlah pilar penting, seperti Frets Butuan, I Putu Gede, dan Levy Madinda.
Menurutnya kepergian sejumlah pemain tersebut cukup berdampak terhadap kualitas permainan Persib belakangan ini. Kegagalan Persib meraih kemenangan dalam empat laga terakhir jadi bukti.
Baca Juga : Venue Laga Barito Putera vs Persib Dipindahkan ke Jogja? Ini Penyebabnya
Keputusan Persib yang melakukan sejumlah pergantian pemain di jendela transfer paruh musim ini juga mengingatkannya dengan situasi Persib saat 2007 lalu.
Di mana saat itu, Persib Bandung yang tengah dalam performa menanjak, malah anjlok di putaran kedua hingga gagal meraih juara setelah tak lolos ke 8 besar akibat tidak efisiennya perubahan komposisi pemain yang dilakukan jajaran tim pelatih yang mengganti Nyeck Nyobe dengan Leo Chitescu.
Ia merasa, jajaran pemain yang direkrut pada jendela paruh musim ini juga belum mampu tampil dalam performa apiknya. Sehingga organisasi permainan Persib kerap tidak konsisten dan itu bisa menjadi keuntungan bagi tim lawan.
"Kepergian Mandida, I Putu Gede, dan Frets Butuan jadi salah satu faktor utama sih nya, penggantinya nggak apple to apple," ujar pria yang akrab disapa Amet itu kepada REPUBLIKBOBOTOH.COM pada Rabu, 7 Februari 2024.
Baca Juga : Faktanya Persib Masuk Daftar Tim Terburuk dalam 4 Matchweek Terakhir Liga 1
"Saya berpikir ini nggak beda jauh kondisinya sama 2007 di mana Leo Chitescu masuk gantiin Nyeck Nyobe yang bikin lubang di posisi yang ditinggalkan, perbedaannya sekarang penggantinya tetap ada di posisi yang sama cuma dari segi strength, skill, dan pengalaman jelas beda," ungkapnya.
Tak hanya itu, ada faktor non teknis lainnya yang mempengaruhi gaya bermain Persib belakangan ini, terutama soal perubahan hari jadi. Amet merasa hal itu juga cukup mengubah wajah permainan Persib yang sebelumnya dalam tren positif.
"Terlalu banyak faktor non teknis kaya faktor lucky, demam panggung saat di kandang (sieun eleh), dan gimmick manajemen yang bikin konsentrasi pemain terbagi contohnya penggantian HUT Persib dari 1933 ke 1919, urgensinya apa? Mau tidak mau, suka tidak suka itu ikut mempengaruhi 'Ruh' yang seharusnya hadir sebagai suatu kekuatan saat Persib berlaga," tutup Amet.**