Asal Usul Patung Persib: Ateng Wahyudi, 'Saweran' Djarum dan Ritual Dimandikan Bobotoh

Asal Usul Patung Persib: Ateng Wahyudi, 'Saweran' Djarum dan Ritual Dimandikan Bobotoh Patung Persib di simpangan Jalan Tamblong-Veteran-Sumatera-Lembong, Kota Bandung. (Persib.co.id)

REPUBLIK BOBOTOH - Bagi warga Bandung, khususnya bobotoh ataupun penggemar sepak bola pastinya tahu patung sepak bola di simpangan Jalan Tamblong-Veteran-Sumatera-Lembong, Kota Bandung.

Patung pemain sepak bola itu sudah berdiri kokoh sejak lebih dari seperempat abda lalu di jantung kota kembang. Ada beberapa nama yang diberikan warga Bandung untuk patung tersebut.

Ada yang menyebutnya sebagai patung Persib, ada juga yang lebih senang menamainya patung Adjat, mengacu pada nama ikon Persib kala patung tersebut dibuat, Adjat Sudrajat. Ada juga yang menyebutnya dengan nama lebih umum yakni patung atau monumen sepak bola Bandung.

Apapun namanya, yang jelas ada korelasi kuat antara Persib dengan patung yang didirikan oleh Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Wali Kota Bandung, Ateng Wahyudi.

Patung dengan tinggi sekira 3 meter itu dibuat oleh seniman Nyoman Nuarta dan diresmikan pertengahan tahun 1990. Anggaran pembuatan patung tersebut berasal dari APBD Kota Bandung, karena ketika itu klub-klub Perserikatan dikelola oleh pemerintah daerah masing-masing.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Tapi tidak 100 persen berasal dari kas Kota Bandung, ada peran penting dari perusahaan swasta yang mewujudkan patung bersejarah itu berdiri di tengah pusat kota Bandung.

Dikutip dari Majalah Tempo edisi 14 April 1990, PT Djarum yang kebetulan saat itu jadi sponsor utama kompetisi Perserikatan mengucurkan dana 'saweran' untuk bantuan tambahan sebesar Rp20 juta. Sementara anggaran dari APBD Kota Bandung mencapai Rp76 juta, sehingga total anggaran yang digunakan mencapai Rp96 juta, jumlah yang terbilang cukup besar untuk saat itu.

Wali Kota Bandung, Ateng Wahyudi berinisiatif mendirikan patung sepak bola sebagai 'statuta' atas kiprah gemilang Persib ketika itu yang memang pantas disebut sedang menikmati fase emas.

Meski sempat dua kali gagal di final Perserikatan setelah kalah dari PSMS Medan pada era 1980-an, tapi Maung Bandung setelahnya merajai kompetisi Perserikatan dengan menjadi juara di musim 1986, 1990 dan 1994 yang membuat trofi Perserikatan abadi di kota Bandung.

"Saya ingin menghormati Persib yang telah mengharumkan nama Bandung," kata Ateng ketika itu dikutip dari dokumen Majalah Tempo edisi 14 April 1990.

"Mirip siapa sih itu patung? Tidak mirip siapa-siapa. Itu fiktif saja (figur patung murni kreasi pembuatnya Nyoman Nuarta)," ungkap Ateng.

Paling penting kata Ateng adalah makna atau pesan yang ingin disampaikan dari patung tersebut adalah spirit fair play karena saat itu pertandingan sepak bola di Indonesia kerap diwarnai kericuhan baku hantam antarpemain.

Selama puluhan tahun berdiri, patung Persib atau patung sepak bola di persimpangan Jalan Tamblong-Veteran-Sumatera-Lembong itu kerap didatangi komunitas suporter Persib seperti Viking Persib Club.

Anggota VPC biasanya berkumpul dan menggelar ritual memandikannya. Itu biasanya dilakukan setiap memperingati HUT Viking Persib Club.

Selain itu, bobotoh juga kerap menjadi kawasan patung Persib ini sebagai salah satu titik kumpul utama untuk merayakan keberhasilan Persib menjadi juara. Seperti saat Maung Bandung menjadi juara kompetisi ISL musim 2014 dan Piala Presiden 2015.**

VIDEO

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Taufik | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini