REPUBLIK BOBOTOH - Federasi sepak bola Malaysia (FAM) baru saja mengumumkan dimulainya pembangunan kantor baru yang terletak di sebelah selatan Kuala Lumpur.
Salah satu fasilitas yang akan tersedia adalah ruangan untuk mengkaji penggunaan Video Assistant Referee (VAR).
Ruang VAR dan fasilitas lainnya yang ditargetkan rampung pada 2025 dan diharapkan bisa diterapkan di semua level kompetisi Liga Malaysia.
Presiden FAM, Datuk Hamidin Mohd Amin menjelaskan bahwa fasilitas tersebut bisa memudahkan pengaturan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri sepak bola Negeri Jiran.
Hamidin menuturkan bahwa pihaknya belum memusatkan ruang VAR digunakan oleh FAM atau operator kompetisi Liga Malaysia (MFL).
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
"Kami menyediakan barang itu (VAR), jadi dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, VAR sudah siap. Fasilitas itu juga dibangun setelah kami berkunjung ke banyak federasi, termasuk UEFA dan FIFA,” kata Hamidin melansir Bharian.com.
Hamidin menerangkan bahwa pihaknya sudah mempelajari langkah-langkah negara maju seperti Jepang dan negara Eropa ketika mereka menyiapkan VAR.
"Kami akan menggunakan VAR di Liga Malaysia, nanti kami pastikan. Artinya, kami mempelajari langkah lengkap yang ditempuh UEFA atau asosiasi besar lainnya, seperti Jepang,” tambahnya.
Sementara PSSI juga sedang mewacanakan untuk pengadaan VAR untuk meningkatkan kualitas pertandingan dari kompetisi elite di Indonesia.
“Kami sudah mulai berdiskusi dengan PSSI soal VAR. VAR akan kami jalankan musim depan,” ujar Akhmad Hadian Lukita dikutip dari bolasport.
Hadian mengatakan bahwa Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sudah mengatakan Liga 1 musim depan harus menggunakan VAR.
Hadian Lukita menuturkan bahwa penggunaan teknologi asisten wasit video alias VAR membutuhkan dana yang besar.
Pasalnya tak kurang dari 6 juta dolar AS atau sekitar Rp 85 Miliar untuk mendatangkan peralatan teknologi VAR.
Itu pun belum termasuk merekrut biaya untuk pakar VAR dan pembinaan kepada wasit lokal.
“Jadi ada program normal dan ada program percepatan. Salah satu konsultan VAR sudah datang ke LIB kita bisa ikut program percepatan dengan mendatangkan pengajarnya,” kata Hadian.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Teguh Noer | Editor: Teguh Nurtanto