Sudah Saatnya Yang Menyalakan Flare Tidak Lagi Disebut Oknum Bobotoh!

Sudah Saatnya Yang Menyalakan Flare Tidak Lagi Disebut Oknum Bobotoh! Salah satu momen yang terjadi di pertandingan Bhayangkara FC vs Persib. (Adam Husein/Republik Bobotoh)

GOROWOK BOBOTOH - Hasil sidang Komisi Disiplin PSSI pada 29 Juli 2022 lagi-lagi menghukum Persib Bandung dengan denda Rp. 200.000.000 karena terjadi pelanggaran penyalaan flare pada saat Persib Bandung berlaga. Sudah pasti bukan manajemen atau official tim yang menyalakan flare tersebut, melainkan oknum Bobotoh.

Rasa-rasanya geus cape ya kalau kita melihat oknum Bobotoh yang nyalain flare di dalam stadion. Selalu wae disebutnya oknum. Maksud dan tujuannya apa coba nyalain flare teh? Biar mamprang itu teh atau biar si teteh makin cinta. Ih hayang pisan nyiwit empeduna.

Saya rasa semuanya sepakat, kalau menyalakan flare di dalam stadion hanya merugikan Persib yang harus bayar denda dan juga merugikan Bobotoh santun yang duduk sejajaran dengan si oknum flare. Kan hasepna teh ngaganggu pisan, kalau dalam jumlah banyak apa lagi, bisa ngebuat stadion jadi kebul, permainan jadi terganggu malah bisa membuat Pemain Persib jadi ga fokus.

Baca Juga : Mengukur Keresahan Hati Bobotoh Dari Internet (Media Sosial)

Pada intinya regulasi yang ada dari mulai FIFA sampai PSSI jelas melarang penyalaan flare di dalam stadion ketika sedang ada pertandingan resmi. Ai nyalakeun flarena sorangan di lebet imah pribadi bari panto dikonci mah mangga wae, paling digeruduk ku tatanggi.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Yang menjadi fokus saya dalam tulisan ini adalah pada individu yang menyalakan flare. Kenapa si individu itu selalu disebut oknum Bobotoh? Saya mah teu narimakeun kalau si individu ini di sebut oknum Bobotoh, jadi ngagogoreng nama Bobotoh, padahal Bobotoh itu Santun.

Menurut saya kenapa selalu disebut oknum Bobotoh karena selama ini si pelaku tidak pernah terungkap. Percuma kita bilang “Plis atuh jadi Bobotoh santun, ulah ngarugikeun Persib” tapi selama si oknum ini ga pernah terungkap dan disanksi, ya akan terus bermunculan individu-individu baru pembawa flare.

Sanksi itu penting sebagai pengingat dan pencegah, juga sebagai efek jera. Selama ini yang selalu disanksi Persibnya atau Panpelnya. Karena Kode Disiplin PSSI tahun 2018 mengatur bahwa yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku buruk penonton (termasuk menyakan flare di dalam stadion) bukan si penontonnya sendiri melainkan klub tuan rumah atau panitia pelaksana.

Menurut saya kode disiplin PSSI tersebut sedikit tidak adil. Kalau kita mengacu pada aturan Federasi Sepak bola Inggris (FA) yang diperbaharui, sanksi jika terdapat penyalaan flare di dalam stadion oleh pendukung saat pertandingan berlangsung, bukan hanya dijatuhkan terhadap otoritas tim atau panitia pelaksana karena kelengahannya, tetapi juga terhadap individu yang menyalakan flare tersebut. Sanksi bisa berupa denda ataupun larangan untuk menonton pertandingan ke stadion.

Kalau PSSI bisa mengadopsi peraturan FA tersebut, saya yakin para oknum tersebut akan terungkap dengan cepat dan mendapatkan sanksi sebagai efek jera. Selain itu, juga sebagai pengingat bagi individu-individu lain yang merasa dirinya Bobotoh agar ulah wani-wani mawa flare ka stadion.

Kalau memang nyaah ka Persib, yuk sama-sama kita belajar menjadi Bobotoh santun bukan Bobotoh binaan #eh. Alangkah baiknya sesama Bobotoh juga bisa saling mengingatkan dan sama-sama saling jaga. Perlu digarisbawahi, bahwa dalam setiap perkumpulan baik yang terorganisir maupun tidak, ada yang namanya sanksi sosial. Dimana sanksi sosial itu lebih berat dari pada sekedar sanksi denda.

Bisa juga kalau memang kode displin PSSI tahun 2018 belum diubah dan masih tetap sama. Bobotoh bisa menerapkan sanksi sosial bagi individu yang menyalakan flare, dengan memfoto atau memvideokan aksinya dan menguploadnya ke media sosial agar viral dan menjadi jejak digital, bahwa karena aksinya menjadikan klub kebanggaannya merugi.

Baca Juga : Persib Bukan Sekedar Geografis Bandung

Ingat bukan hanya rugi secara materi, tapi jika terus terulang dan ditambah pelanggaran-pelanggaran lain. Maka ancaman sanksi bermain di kandang tanpa penonton ada di depan mata, yang mana sanksi tersebut sangat merugikan bagi pemain dan Bobotoh santun.

200 juta teh gede euy, mending dipakai untuk pembinaan pemain bola di usia muda sebagai calon bintang Persib di masa depan. Karena saya yakin, sekecewa- kecewanya Bobotoh santun terhadap permainan Persib, karena rasa cintanya yang besar ia tidak akan mau merugikan tim yang ia cinta. Wallahua’lam.

Penulis: Anta Maulana Nasution (IG: @antanasution), Bobotoh yang sehari-hari bekerja sebagai peneliti lautan biru.

Rubrik GOROWOK BOBOTOH memuat tulisan artikel opini dari pembaca, Redaksi REPUBLIKBOBOTOH.COM tidak bertanggungjawab atas isi tulisan yang sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

ATTENTION: Bagi Bobotoh yang suka menulis bisa mengirimkan tulisan ke email republikbobotoh@gmail.com, tulisan akan dimuat di kolom GOROWOK BOBOTOH.

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Piksi

Berita Terkini