Ilustrasi kericuhan. (mmreyesa/Pixabay)
REPUBLIK BOBOTOH - Sepak bola Indonesia berduka setelah seorang suporter PS Sleman (PSS), meninggal dunia akibat dikeroyok orang tak dikenal setelah menyaksikan pertandingan tim kesayangannya melawan Persebaya pada Sabtu malam, 27 Agustus 2022.
Korban bernama Aditya Eka Putranda, mengembuskan napas terakhir akibat dianiaya sepulangnya menyaksikan pertandingan PSS kontra Persebaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Insiden pengeroyokan kepada Aditya Eka Putranda, terjadi di perlintasan kereta api di kawasan Gamping, Kabupaten Sleman.
Dikutip dari laman Harian Jogja, berdasarkan informasi awal yang beredar luas di masyarakat, peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar palang pintu kereta api dusun Mejing Kidul Ambarketawang, Gamping.
Baca Juga : Link Live Streaming Pertandingan Liga 1 PSM vs Persib
Saat kejadian pada Minggu dini hari, 28 Agustus 2022, Aditya bersama dua orang rekannya ABS dan G, kebetulan sedang melintas di kawasan tersebut. Laju kendaraan mereka terhalang pintu perlintasan karena kereta api lewat.
Dari keterangan saksi, ada segerombolan orang yang terlihat nongkrong di tempat cuci mobil. Tiba-tiba kelompok tersebut berteriak sambil berlari menuju rombongan korban.
Para pelaku langsung menganiaya korban dengan menggunakan senjata tajam dan tongkat besi. Korban ABS dan G bisa menyelamatkan diri dari serangan tersebut, sementara Aditya masih dikeroyok oleh para pelaku.
Meski sempat dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping untuk mendapatkan penanganan, nyawa Aditya tak tertolong.
Baca Juga : PSSI Berharap Dua Naturalisasi Bisa Tampil di Laga Timnas Indonesia vs Curacao
Menyikapi insiden maut yang dialami suporternya, meski tidak bisa melakukan tuntutan langsung kepada para pelaku, tetapi manajemen PSS memastikan akan mengawal dan memberi pendampingan hukum untuk korban.
"Kami dari PSS Sleman sangat menyayangkan terjadinya insiden yang membawa korban terhadap salah satu suporter kami," tegas Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Andywardhana di Omah PSS, dikutip dari website resmi PSS, Senin 29 Agustus 2022.
"Sebagai bentuk keprihatinan kami karena kami tidak dapat melakukan tuntutan langsung, kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas dan kami akan memberikan bantuan hukum kepada pihak korban sampai kasus ini selesai."
"Kami ingin mengawal secara hukum kepada pihak keluarga korban. Sehingga keadilan dapat ditegakkan dan saya sangat berharap kejadian ini tidak terulang lagi di bumi Sembada maupun di tempat lainnya," sambungnya.
Menurut Andy, sapaan akrabnya, kejadian pengeroyokan tersebut merupakan murni tindakan pidana karena terjadi di luar kegiatan sepak bola itu sendiri.
"Saya melihat juga bahwa kejadian ini adalah suatu tindakan pidana murni di luar dari kegiatan sepak bola. Terlebih, karena ini menimpa salah satu suporter kami yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri. Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas," tuturnya.
Andy berharap kasus ini dapat diusut tuntas dan semua orang tetap bisa merasa aman ketika menonton pertandingan PSS dan semua pertandingan Liga Indonesia umumnya.
"Apalagi, ini disebabkan karena rivalitas dari para suporter. Mungkin kalau ada teman teman lain yang ingin memberikan dukungan yang sama seperti kami," ujarnya.
"Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama sehingga kita sama-sama selesaikan kasus ini dan semua orang tetap bisa merasa aman ketika menonton kebanggaannya bertanding di stadion," pungkasnya.**