Ilustrasi Arema FC. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Empat korban tragedi di Stadion Kanjuruhan masih menjalani perawatan di dua rumah sakit. Tiga orang di RSSA Malang dan satu orang di RSUD Kanjuruhan.
Korban tragedi Kanjuruhan pada Minggu 23 Oktober 2022, bertambah jadi 135 orang. Farzah Dwi Kurniawan, mengembuskan napas terakhir setelah dirawat lebih dari dua pekan di RSSA Kota Malang.
Dikutip dari Bola.com, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, menjelaskan, dari empat korban yang masih dirawat, satu kondisinya masih kritis dan dirawat di ruang ICU RSSA Malang.
Baca Juga : Direktur Persib Jawab Rumor Luis Milla Diminati Chivas Guadalajara, Begini Katanya
"Dari empat pasien tersebut, ada satu yang masih di ICU RSSA. Atas nama Novita dari Sumberpucung, Kabupaten Malang. Sementara yang lain di ruangan pemulihan," jelasnya dikutip dari Bola.com.
Novita Ramadhani adalah perempuan berusia 18 tahun yang seperti kebanyakan kasus lain, juga mengalami multiple-trauma. Dari hasil diagnosis, ada masalah juga di paru-paru. Sampai saat ini Novita masih dibantu dengan ventilator.
"Nanti akan dirilis kembali oleh dokter yang membuat resume. Namun, kami berharap, kondisinya segera membaik," lanjutnya.
Baca Juga : Gara-gara Hal Ini, Shakhtar Donetsk Desak FIFA Keluarkan Iran dari Piala Dunia 2022
Selain korban yang dirawat di rumah sakit, juga puluhan korban dari Tragedi Kanjuruhan yang mengalami masalah dengan mata, seperti mata memerah karena iritasi berat.
"Kalau korban mata merah, sudah lebih dari 50 korban yang ditangani di eye center, karena perjalanan waktu sudah tiga minggu, jadi ada yang sudah sembuh. Tingkat keparahannya, tergantung kepada iritasi. Makin iritasi terjebak di dalam dan sering dikucek, ada pendarahan di lapisan pupil mata," ujar dr Wiyanto Wijoyo.
"Penangannya bisa memanfaatkan eye center. Tidak ada biaya karena sudah bekerja sama dengan Pemkab Malang," pungkasnya.**