REPUBLIK BOBOTOH - Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar berharap kompetisi Liga 1 musim 2021-2022 disetop sementara karena tingginya angka penularan Covid-19.
Penularan virus corona di lingkungan sepak bola Indonesia semakin tinggi. Puluhan pemain dan ofisial sejumlah klub Liga 1 terkonfirmasi positif Covid-19.
Dampaknya dua pertandingan pada pekan 22 terpaksa ditunda karena adanya beberapa tim tak memenuhi sarat kuota minimal jumlah pemain di lapangan. Salah satunya adalah Persib Bandung.
Meski angka kasus Covid-19 terus meningkat, PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum berpikir menunda sementaras gelaran Liga 1 2021/2022. Bahkan beberapa tim tetap melanjutkan pertandingan, meski tampil dengan skuat seadanya.
BACA JUGA: Skandal Match Fixing Terbesar di ASEAN Terungkap, 45 Pemain Dapat Hukuman Berat dari FIFA
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
BACA JUGA: 5 Makanan Sehat Yang Baik Dikonsumsi, Bisa Ringankan Gejala Varian Omicron
Melihat situasi saat ini, Komisaris PT PBB, Umuh Muchtar buka suara. Menurutnya kasus ini sangat mengancam keselamatan apabila kompetisi masih tetap digelar.
Umuh mengusulkan agar pihak penyelenggara mulai memikirkan untuk menghentikan sejenak gelaran Liga 1 hingga situasi kembali kondusif dengan angka kasus Covid-19 yang lebih rendah dibandingkan sekarang.
"Menurut saya ini kan berisiko buat semua. Bukan Persib saja. Beberapa klub ada yang kena. Cari aman lebih baik menurut saya dengan kejadian begini dihentikan saja dulu," ujar Umuh kepada awak media pada Kamis, 3 Februari 2022.
Sikap PT LIB yang belum memikirkan untuk menunda seluruh pertandingan, bagi Umuh tidak masalah. Hanya saja ia khawatir penyebaran semakin meluas, meski setiap tim memperketat protokol kesehatan.
"Cari waktu yang tepat, cari waktu yang pas. Tapi kalau mereka mau main terus ya tidak ada masalah. Kami hanya mengimbau saja, hati-hati nanti lebih parah, tambah parah malah nanti pemain pada pulang bawa masalah buat keluarganya," imbuhnya.
Tak hanya itu protokol kesehatan seharusnya juga dilakukan semua pihak yang terkait, salah satunya tempat di mana pemain menginap. Ia khawatir penularan bisa terjadi melalui karyawan tempat menginap yang bisa bersentuhan langsung dengan pemain.
"Sekarang satu kamar satu orang yang tidak terkena. Di Hotelnya pun disemprot terus disterilkan. Karyawan hotel ada yang kena juga kita tidak tahu. Itu yang bahaya." tuntasnya.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik