REPUBLIK BOBOTOH - Kemenangan menjadi tujuan utama dalam sepak bola. Untuk meraihnya, tentu banyak cara yang akan dilakukan setiap tim dan pemain di lapangan.
Dalam era sepak bola modern, tak hanya pemain depan yang memiliki tugas besar untuk mencetak gol. Tetapi setiap sektor harus piawai dalam memanfaatkan peluang untuk dikemas menjadi gol.
Jika diingat di ISL 2014, Vladimir Vujovic menjadi bek yang cukup rajin membantu lini depan Persib saat tertinggal. Sedangkan di barisan pemain lokal, terdapat nama Hamka Hamzah yang juga rajin membantu lini depan timnya, bahkan ia pernah dipasang sebagai penyerang.
Manuver Hamka ini memang kerap terjadi di menit akhir saat timnya tertinggal. Apalagi saat timnya mendapatkan kesempatan sepak pojok, Hamka selalu ikut dalam memperbesar peluang timnya meraih gol.
Dalam program REPUBLIK MALAWEUNG di channel YouTube Yana Umar, Hamka mengatakan bahwa situasi tersebut bukanlah bentuk frustasi saat timnya tertinggal. Namun nalurinya sebagai penyerang seakan terpanggil dalam kondisi tertinggal.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
BACA JUGA: Pelatih Persebaya Bicara Masa Depan Marukawa yang Diharapkan Bobotoh Gabung Persib
BACA JUGA: Nick Kuipers Ungkap Situasi dan Kondisi Terkini di Skuad Persib
Sebenarnya sejak kecil, Hamka merupakan pemain dengan naluri menyerang. Beberapa posisi bermain sempat ia cicipi, namun sangat sulit baginya untuk mengembangkan kemampuan.
Saat dipasang di posisi bek tengah, Hamka merasa nyaman dan cocok. Apalagi di sepak bola modern, banyak tim yang menggunakan 4 pemain bertahan.
Sebelum menjadi bek, lazimnya pemain sepak bola di mana pun, Hamka pernah mencicipi peran di sejumlah posisi. Termasuk di lini penyerangan dengan bermain sebagai winger.
"Bukan frustasi, tapi naluri saya sejak kecil kan main di sayap, karena suka lari di usia muda masih seneng lari. Pindah ke gelandang gak cocok, pindah libero gak cocok, pindah ke stoper barulah cocok, pas stoper kan di modern pakai 4, dulu kan pakai 3," kata Hamka.
Ia teringat saat dibesut mendiang Ronny Pattinasarani yang melabeli dirinya sebagai salah satu bek tengah modern yang berani maju membantu penyerangan.
Menurut Hamka naluri tersebut lahir karena adanya mental yang kuat dan berani bertaruh. Sebab apabila timnya kembali kebobolan, maka ia harus sudah siap bertanggung jawab karena tidak berada di tempat yang semestinya.
"Dari situ almarhum Ronny Pattinasarani ketika timnas pemain sepak bola moden itu kaya saya, gak selamanya di belakang dan kadang butuh fisik, butuh model perjudian, kalau naik dan kebobolan ya saya yang harus tanggung jawab," tambahnya.
Akan tetapi keterlibatan pemain bertahan dalam menyerang menjadi keuntungan timnya dan bahaya dari tim lawan. Pasalnya pemain bertahan cenderung minim pengawalan karena biasanya pemain lawan akan lebih fokus terhadap pemain depan.
"Punya itu mental, menang kalah saya harus coba naik. Kita kan gak bisa dijaga, saya juga bisa lihat kalau gak ada lawan bisa bawa terus," tuntasnya.
Sepanjang karier profesionalnya, Hamka terbilang sebagai salah satu bek yang cukup subur di kompetisi Liga Indonesia. Lebih dari 50 gol telah dia ciptakan.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik