REPUBLIK BOBOTOH - Persib Bandung harus merelakan gelar juara Liga 1 musim ini kepada Bali United. Harapan Persib jadi juara Liga 1 musim ini, sirna setelah gagal meraih poin sempurna atas Persik Kediri dalam pertandingan pekan 33 Liga 1 2021/2022.
Eks dirigen Viking Persib Club (VPC), Yana Umar, menilai ada banyak faktor yang menyebabkan Persib kembali gagal meraih juara di musim ini. Masalah pertama disebut Yana ialah tidak stabilnya performa Persib di musim ini.
Faktor kedua, Yana mengatakan formasi tim yang kerap berganti menyebabkan Persib tak memiliki formasi tetap. Tak jarang, Yana mengatakan para pemain yang performanya terbilang baik malah kembali dicadangkan oleh Robert.
BACA JUGA: Ini Dia Klub Baru Eks Bek Tangguh Persib Bojan Malisic
BACA JUGA: Pelatih Kiper Persib Kirim Pesan kepada Pelatih Bali United
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
"Performanya turun naik, tidak konsisten. Dari awal sampai akhir pertandingan, seperti tidak punya winning team. Seperti di pertandingan ini misalkan, tim ini sudah bagus dan pertandingan selanjutnya suka diubah," tutur Yana saat dihubungi awak media pada Minggu, 27 Maret 2022.
Pemilihan striker juga menjadi faktor lain. Ia memberikan contoh David da Silva dan Bruno Cantanhede tampak lebih nyaman bermain seorang diri di posisi depan.
Sehingga keduanya tampak bermain lebih tajam jika salah satunya dimainkan sebagai penyerang tengah atau target man. Tetapi kenyataannya, terutama Bruno sering 'dipaksakan' bermain jadi winger meski memiliki kecepatan.
"Seperti contoh, menggunakan satu striker itu sudah bagus. Kemarin (lawan Persik) jadi dua striker. Pdahal satu striker itu, menurut pandangan saya bagus. Seperti David da Silva bagus tanpa Bruno, begitu juga Bruno tanpa David da Silva. Jadi seperti tidak punya winning team," imbuh Yana.
Kendati demikian, Yana tak menumpahkan semua faktor kegagalan jadi juara Liga 1 kepada Persib. Pasalnya faktor ketiga, yakni tim lawan selalu memiliki motivasi tinggi saat menghadapi Persib, sehingga skema permainan Persib tidak bisa diaplikasikan dengan baik.
"Tapi memang kalau lawan Persib, lawan motivasinya suka berbeda dan bahkan berputar 180 derajat, nah pelatih tidak berpikir seperti itu. Kadang-kadang pelatih tidak tahu arahnya seperti itu," tuntasnya.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik