Lebih dari 15 Ribu Orang Tanda Tangan Petisi Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSI

Lebih dari 15 Ribu Orang Tanda Tangan Petisi Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSI Tangkap layar petisi desakan mundur kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, di situs Change.org.

REPUBLIK BOBOTOH - Desakan kepada Mochamad Iriawan mundur dari kursi Ketua Umum PSSI terus bergulir. Iriawan didesak mundur sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Selain di lini media sosial, publik juga menyampaikan tuntutan mundur kepada Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, melalui petisi di situs Change.org.

Hingga berita ini dipublikasikan, sampai pukul 19.30 WIB, lebih dari 15 ribu orang atau pengguna Change.org menandatangani petisi yang diberi judul 'Tragedi Kanjuruhan, Desak Ketua Umum dan Pengurus PSSI Mengundurkan Diri'.

Baca Juga : Marc Klok Sebut Mindset Keamanan dan Suporter Harus Berubah

Petisi tersebut dibuat oleh Perhimpunan Jurnalis Rakyat setelah terjadinya tragedi di Kanjuruhan yang mengakibatkan banyak nyawa melayang.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Sabtu, 1 Oktober 2022, Sepak bola Indonesia berduka. Ratusan nyawa melayang usai menonton pertandingan besar antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi sepak bola terbesar sepanjang sejarah sepak bola di Indonesi." tulis Perhimpunan Jurnalis Rakyat dalam narasinya di petisi 'Tragedi Kanjuruhan, Desak Ketua Umum dan Pengurus PSSI Mengundurkan Diri'.

"Para suporter tewas karena sesak nafas usai terkena gas air mata dan berdesakan di pintu keluar usai Arema menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya. Tragedi Kanjuruhan ini sungguh disayangkan karena merusak citra sepak bola Indonesia yang mulai bangkit dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023."

Baca Juga : Jalan ke Piala Asia U-17 Terbuka Lebar, Timnas Indonesia Diminta Tetap Fokus

"Sebelumnya Polres Malang sudah meminta pertandingan itu digeser ke sore hari. Pukul 15.30. Jangan malam hari, pukul 20.00. Polisi sudah mengantisipasi apa yang rawan. Ini bukan pertandingan biasa. Ini Arema lawan Persebaya. Arema FC juga sudah setuju digeser ke sore hari. Dikirimlah surat ke PSSI Pusat. Tanggal 12 September 2022. Dalam hal ini ke PT Liga Indonesia Baru (LIB)."

"Jawaban dari LIB ditulis tanggal 19 September 2022. Isinya: pertandingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Yakni malam hari. Surat balasan LIB itu ditandatangani direktur utamanya, Ir Akhmad Hadian Lukita MBA QWP."

Tragedi di Stadion Kanjuruhan menambah daftar hitam sepak bola Indonesia yang selama ini kerap memakan korban jiwa dari suporter, entah karena bentrok antarsuporter, dengan polisi, kericuhan seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan dan faktor penyebab lainnya.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Taufik | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini