REPUBLIKBOBOTOH.COM - Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak berbicara soal kualitas wasit asing dan wasit lokal yang memimpin laga di kompetisi Liga 1 2023/2024 ini.
Persib baru saja bertanding melawan Bali United dengan hasil imbang tanpa gol pada duel pekan ke-23 Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin 18 Desember 2023 semalam.
Dalam laga itu, wasit mengeluarkan 10 kartu kuning dan satu kartu merah. Rinciannya, enam kartu kuning diterima Bali Unted plus satu kartu merah dan sisanya empat kartu kuning diterima tim Maung Bandung.
Bojan pun membandingkan kualitas wasit asing dan lokal. Seperti pada laga Persib sebelumnya saat ditumbangkan persik kediri 0-2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pada 10 Desember 2023 lalu.
Baca Juga : Bojan Hodak Puji Dua Nama Pemain Ini, Penampilannya Paling Gemilang
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Laga itu dipimpin wasit asal Jepang, Futoshi Nakamura yang mengeluarkan empat kartu kuning, tiga untuk Persik Kediri dan satu didapat pemain Persib Henhen Herdiana.
"Saya rasa kalian bisa melihatnya. Siapa yang lebih baik? Meski saat itu kami kalah. Itu alasan kenapa saya berkata, wasit hari ini yang 'kalah'.
"Tetapi, tidak bisa selamanya menyalahkan wasit. Kalian tahu apa masalahnya? Edukasi. Wasit dari Jepang memiliki edukasi yang lebih baik dari wasit Indonesia, jadi tidak bisa langsung menjadi wasit yang top," kata Bojan di Bali, 18 Desember 2023.
Menurutnya, menjadi wasit sama halnya dengan para pemain sepakbola, meski memiliki talenta dan edukasi sejak usia dini.
"Memang menjadi wasit harus memiliki talenta, sama seperti pesepakbola. Tapi tentu dibutuhkan edukasi. Pemain, pelatih dan wasit sama, perlu diedukasi lebih dini sehingga menjadi lebih baik.
"Di Indonesia, banyak pemain bertalenta tetapi mereka terlambat memulai bermain. Tidak ada kompetisinya. Seperti anak saya sudah mulai bermain sejak usianya delapan tahun di Eropa.
"Sedangkan di Indonesia baru dimulai di usia 15-16, tidak ada laga yang kompetitif, jadi kurang untuk anak-anak 8 hingga 10 tahun. Intinya adalah pengalaman, ini sama halnya dengan wasit," tuntas Bojan Hodak.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Adam Husein | Editor: Daddy