REPUBLIK BOBOTOH - Mantan penyerang Persib, Aliyudin mewajari terkait sulitnya para striker lokal menembus daftar pencetak gol terbanyak selama gelaran Liga 1 musim ini. Menurutnya produktivitas striker lokal dalam beberapa musim ke belakang memang jauh tertinggal dari striker asing.
Aliyudin menjelaskan ada banyak faktor yang menjadikan striker lokal sulit menembus daftar pencetak gol terbanyak di Liga 1. Dari sekian faktor, Aliyudin melihat bahwa striker lokal terkena imbas sepak bola modern yang saat ini sudah diterapkan oleh pelatih-pelatih di Liga 1.
Dengan demikian, kesempatan striker lokal untuk bermain dirasa kurang. Aliyudin menduga banyak tim Liga 1 lebih percaya dengan pemain import ketimbang dalam negeri.
Baca Juga: Kisah Perjalanan Karier Aliyudin, Sempat Digeruduk Jakmania Saat Pindah ke Persib
"Mungkin itu salah satunya produktifitas striker lokal kita minim gol turun dan imbasnya ke timnas gak akan ada kaya Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Kurniawan DY, hampir gak ada sekarang kaya predator," ujar Ali di Program Piriwit Biru, pada YouTube REPUBLIKBOBOTOH TV.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Termasuk formasi yang kini tengah beken dipakai pelatih-pelatih modern. Yang mana pelatih tersebut hanya melibatkan satu striker dan didampingi dua sayap cepat untuk menusuk ke daerah pertahanan lawan.
Aliyudin menjelaskan situasi ini sangatlah berbeda di era-nya. Saat itu, banyak tim yang menaruh kepercayaannya kepada satu striker lokal dan satu striker asing, atau keduanya striker lokal.
Saat ini, hanya ada nama Dimas Drajad yang berada dalam daftar pencetak gol terbanyak musim ini. Meski sang pemuncak top skor dipegang pemain naturalisasi, Ilija Spasojevic, Aliyudin menilai tetap saja Spaso bukan pribumi asli.
"Mungkin salah satunya itu banyak tim yang memakai striker asing. Terbukti di daftar top skor itu rata rata pemain asing dan mungkin ada 2 striker produktivitas gonya kaya Dimas Drajad sama Samsul Arif. yang muda mudanya kemana,"
"Mungkin ada skemanya rada berpengaruh juga waktu zaman saya kan 4-4-2 atau 3-5-2 jadi strikernya 2, kalau sekarang kan 3-4-3, 4-3-3 walaupun di depan 3 tapi sayapnya juga fokus bertahan," tambahnya.
Baca Juga: Seperti Apa Penentuan Juara Liga 1 jika Persib dan Bali United Memiliki Poin Sama?
Baca Juga: Cerita Aliyudin Jadi Pelatih Tim Tarkam yang Dihuni Pemain Persib dan Persija
Ia juga tak menyalahkan perkembangan sepak bola di zaman modern. Pasalnya sudah banyak kemajuan dengaj diterapkannya sepak bola modern.
Aliyudin berharap kencangnya perkembangan sepak bola modern bisa diimbangi dengan kualitas striker lokal. Sehingga para striker lokal bisa bersaing dengan striker asing demi mendapatkan tempat di timnya.
"Mungkin salah satunya itu tapi kita juga harus ikuti perkembangan zaman kan di luar negeri juga pakai 4-3-3 , 4-2-3-1 tapi sayapnya produktif." tuntasnya.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: Helmi M Permana