Hadir di Aksi Dari Kami untuk Malang, Begini Ungkapan Gelandang Persija

Hadir di Aksi Dari Kami untuk Malang, Begini Ungkapan Gelandang Persija Hanif Sjahbandi. (Raffy Faraz/Republik Bobotoh)

REPUBLIK BOBOTOH - Gelandang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi menjadi salah satu pemain yang hadir dalam aksi solidaritas 'Dari Kami untuk Malang' di Gelora Saparua, Kota Bandung, pada Sabtu, 9 Oktober 2022.

Hanif Sjahbandi mengatakan, tragedi Kanjuruhan merupakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat dunia. Hanif Sjahbandi mengaku tak bisa berbicara banyak mengenai tragedi yang merenggut banyak korban jiwa.

Apalagi korban mayoritas merupakan Aremania yang sangat ia cintai karena sempat berseragam Arema FC selama 5 tahun.

Baca Juga : Bahagianya Luis Milla, Dapat Kabar Baik dari Pemain Jebolan Atletico Madrid

Baginya, Malang merupakan rumah kedua karena memiliki banyak kenangan yang indah. Namun saat mendengar Aremania yang menjadi korban atas tragedi tersebut, ia mengaku sangat terpukul.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Saya gak tahu harus ngomong apa ketika kejadian saya gak tahu harus apa. Saya gatau harus bagaimana karena saya menghabiskan waktu 5 tahun di Malang, Aremania seperti keluarga buat saya. Berat bagi saya ketika keluar dari Malang, terlalu nyaman," ujar pemain yang sempat digembleng di tim junior Persib.

Tragedi Kanjuruhan tentu membekas di hati Hanif. Apalagi saat mendapatkan informasi atas tragedi tersebut yang merenggut jiwa dari berbagai kalangan, Hanif sangat sedih dan tak tahu harus berbuat apa.

"Dari situ kejadian kemarin sangat membekas di hati saya. Awalnya saya lihat berita 10 (korban meninggal), makin lama makin banyak. Yang paling memilukan banyak anak-anak, banyak oranng tua, ibu-ibu, perih buat saya," imbuhnya.

Baca Juga : Link Live Streaming Kualifikasi Piala Asia U-17 Indonesia vs Malaysia

Hanif menambahkan olahraga sepak bola merupakan sarana hiburan bagi masyarakat dan tak perlu adanya kekerasan.

Maka dari itu ia berpesan agar semua suporter dapat lebih bijak dalam menyikapi rivalitas dan tak terlalu jauh untuk merugikan pihak lain.

"Saya bermain bola bukan untuk melihat itu, saya main bola untuk menghibur semua. Tapi pada akhirnya seperti ini, perih," ungkap Hanif.

"Saya berharap ada hikmah dibalik itu. Jangan sampai ada korban lagi. Rivalitas cukup 90 menit, di luar itu kita saudara semua," tutupnya.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini