Cerita Hanifan, Pendekar Peraih Emas Asian Games yang Jatuh Hati kepada Persib

Cerita Hanifan, Pendekar Peraih Emas Asian Games yang Jatuh Hati kepada Persib Hanifan Yudani Kusumah. (Adam Husein/Republik Bobotoh)

REPUBLIK BOBOTOH - Siapa tak kenal Hanifan Yudani Kusumah? Peraih medali emas Asian Games 2018 rupanya seorang bobotoh yang sejak kecil sudah mendukung Persib sebelum namanya melambung sebagai bintang di cabang olah raga pencak silat.

Hanifan namanya dikenal luas masyarakat Indonesia setelah meraih medali emas Asian Games 2018. Momen saat dirinya memeluk dua calon Presiden pada Pemilu 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto secara bersamaan, kian membuat Hanifan ketika itu, jadi buah bibir.

Atlet berusia 24 tahun itu, rupanya memiliki segudang pengalaman saat menjadi pendukung Persib. Cerita itu yang kemudian ia bagikan kepada REPUBLIKBOBOTOH.COM.

Hanifan menjelaskan, menjadi pendukung Persib tumbuh dengan sendirinya. Akan tetapi hal itu didukung dengan lingkungan keluarga yang juga merupakan keluarga pesepakbola.

Baca Juga : Blak-Blakan! Cerita Yudi Guntara Yang Terpaksa Gabung Persija


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Cabang olah raga sepak bola diakui Hanifan sangat lekat dengan dirinya sejak kecil. Pasalnya ia tumbuh besar di sekitar lapangan SSB UNI, tepatnya di Jalan Karapitan, Kota Bandung.

Sejak kecil, Hanifan mengakui rasa ingin tahunya kepada Persib dan bobotoh begitu besar. Sehingga hal itu membuatnya bergerak untuk selalu mencari informasi dari teman-temannya.

Keterbatasan teknologi saat itu, tentu diakui Hanifan membuatnya harus berusaha secara ekstra agar mendapatkan informasi akan jati diri seorang bobotoh. Maka dari itu ia selalu berusaha mendapatkan informasi dari berbagai media.

"Ya memang awalnya keluarga juga pemain bola, ibu, kakek, nenek saya besar di lapangan UNI, kakek dulu mantan Persib di perserikatan, om juga pengurus SSB UNI jadi memang lingkupnya sudah keluarga sepak bola juga. Kenapa bisa suka dulu sering lihat di TV pasti semua orang juga lihat di TV apa sih Persib, apa sih bobotoh," kata Hanifan saat jadi narasumber acara Piriwit Biru yang tayang di kanal YouTube, REPUBLIKBOBOTOH TV, Rabu malam 28 September 2022.

Baca Juga : Marc Klok Minta Tolong Bobotoh Agar Bandung Full Senyum

"Dengan sendirinya anak anak sekolah akan lebih detail lagi setelah pergi ke stadion, gabung dengan teman teman di sana dapat kumpulan, cerita cerita, zaman dulu zaman VCD, film Romeo & Juliet itu berkesan untuk anak anak remaja, kenapa bisa besar, ya salah salah satunya kultur orang sunda menjalin silaturahminya yang erat,"

"Dulu zaman online kan jarang jadi mulut ke mulut lebih afdal dan erat daripada sekarang. Dulu kalau mau informasi bobotoh dan Persib ya harus ke teman yang sudah nonton Persib, ada berita apa nih dari Persib satu sama lain menginformasikan. Itulah uniknya bobotoh dan Persib, secara pelan pelan ngalir sendirinya," ujar Hanifan.

Hanifan mengaku bahwa kali pertamanya datang mendukung Persib secara langsung saat tahun 2004. Sejak itu, rasa kagumnya terhadap Persib semakin bertambah seiring dengan permainan Persib yang memukau.

Namun ada sejumlah pemain yang tak akan dilupakan Hanifan. Pemain tersebut dikatakan Hanifan mampu memberikan dampak besar terhadap kemajuan Maung Bandung ketika itu.

Baca Juga : Manajemen Persib Ungkap Alasan Gandeng Koil di KolaboraSIB

"Cabanas, Barkaoui, Bekamenga yang buat saya kagum, Suchao Nutnum, Sintawechai. Kalau lokal Suwita Pata, Zaenal Arief yang salah satu pemain lokal yang dikagumi lah buat Hanif ketika SD dan SMP. Hanif juga pertana nonton juga pas Bekamenga dan Barkaoui masih ada," ujarnya.

Disinggung hal gila yang pernah dilakukannya saat di stadion, Hanifan mengaku sempat menerobos masuk Stadion SJH dengan cara ilegal. Namun ia menjelaskan hal tersebut merupakan perbuatan merugikan dan tidak patut ditiru oleh bobotoh lainnya.

"Sampai saya dulu punya uang 50 ribu harus bisa tiket sama makan. Saya dari rumah ke SJH kan 5KM, saya berangkat jam 2, pulang jam 10 malam. Karena dulu gak dikasih fasilitas motor jadi dulu ngadolak, gak sampe 50 sedangkan tiket berapa kan, jadi saya kebagian sisanya buat ngopi atau cemilan. Kebagian nonton di menit 75 nunggu dijebol, ya segila itu. Pulangnya aduh macet ya jalan. Tapi ya jangan ditiru lah. Tapi setiap Persib main di jalak saya harus nonton." tutupnya.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini