Taktik Robert dan Teamwork Persib Jadi Sorotan, Begini Analisa Atep

Taktik Robert dan Teamwork Persib Jadi Sorotan, Begini Analisa Atep Robert Alberts memimpin latihan Persib di GBLA. (Adam Husein/Republik Bobotoh)

REPUBLIK BOBOTOH - Legenda Persib Bandung, Atep menilai ada banyak faktor yang membuat start Maung Bandung di Liga 1 musim 2022-2023, cukup buruk.

Dari sejumlah faktor, Atep menyoroti taktik pelatih Robert Alberts yang mudah terbaca, belum solidnya tim secara unit permainan hingga bongkar pasang pemain di masa bursa transfer.

Dalam analisanya, Atep melihat taktik dan strategi yang diterapkan Persib tidak berjalan, meski secara persiapan memiliki waktu yang cukup.

"Melihat dari taktik dan strategi sepertinya dari tiga pertandingan itu tidak berjalan. Saya tidak tahu ya, dari persiapannya seperti apa," kata Atep, Senin 8 Agustus 2022.

"Tapi dengan pemain yang sangat berpengalaman di level timnas sepertinya ada ketidakjalanan chemistry di tiap pemain, sehingga bermainnya juga secara individu masing-masing jadi teamwork (kerja sama tim) tidak berjalan."


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Baca Juga : Ramai #ReneOut, Eks Kapten Persib: Biasanya tidak Ada Toleransi, Langsung Out

"Padahal dari masa persiapan cukup bagus, agresivitas juga masih kurang. Apalagi lini pertahanan jadi sorotan dari 3 pertandingan kebobolan cukup banyak sementara musim kemarin cukup bagus minim kebobolan padahal pelatihnya sama," ujar Atep.

Secara skema permainan, Atep memandang, pendekatan yang dilakukan Robert sudah cukup mudah terbaca lawan. Itu menandakan Persib tak cukup kreatif dan tak memiliki banyak rencana ketika menghadapi situasi di lapangan.

Bahkan menurut Atep, Persib cenderung mengalami kemunduran secara taktikal di bawah polesan Robert karena lawan terlihat sudah paham apa yang harus dilakukan saat menghadapi Maung Bandung.

"Iya sebenernya taktiknya karena sudah 3 tahun jadi sudah terbaca ya, tapi saya melihat lini tengah masih bolong kreativitas masih kurang," ungkap Atep.

"Kalau dulu zaman Pak Djadjang (Nurdjaman) ya identiknya mapai gawir ya, dari pinggir tapi efektif. Sekarang kita gak tau kreativitas di tengah gak jalan, sayap juga gak jalan."

Baca Juga : Tuntutan Robert Out Belum Direspons PT PBB, Ribuan Bobotoh Bakal Geruduk Graha Persib

"Suplai juga kurang mungkin strategi sudah terbaca, tetapi harusnya bisa lebih berkembang sekelas Robert dengan pengalaman di mana-mana dan pernah membawa juara tim. Tapi yang terjadi malah sebuah kemunduran, terlihat monoton jadi sangat mudah dibaca. Taktik saya melihatnya sangat mudah terbaca," ujar Atep.

Soal bongkar pasang pemain, juga menurut Atep turut memengaruhi, sebab Persib kehilangan banyak pemain dan tak sedikit yang memilih hengkang ketimbang bertahan seperti Mohammed Rashid, Ardi Idrus, Deden Natshir dan lainnya.

"Pasti ada karena kuatnya suatu tim dibangun fondasinya yang kuat dulu. Sementara kemarin fondasinya sudah cukup baik dua musim dengan pemain yang sama artinya kekuatan sudah baik dan chemistry sudah terbangun dan diubah lagi itu," kata Atep.

"Walaupun mendatangkan pemain yang lebih bagus, belum tentu juga karena harusnya belajar dari pengalaman dulu ketika tim sudah bagus datangkan lagi pemain yang hampir 50-80 persen itu bukan solusi," ujar Atep.

Baca Juga : Bobol Gawang Persib dengan Cara Spesial, Ini Kata Matheus Pato

"Yang musim ini terutama hampir 50-70 persen hilang pemain yang sudah jadi pondasi diganti pemain baru dan ini menurut saya sesuatu yang dibilang salah ya menurut saya karena membangun tim itu tidak harus setengahnya diganti ya. Tapi mungkin pelatih punya cara sendiri tapi saya tidak setuju."

Atep menyadari membangun tim memang tidak instan karena dibutuhkan kontinuitas dan kecermatan dalam melengkapi pemain setiap musimnya. Tetapi jika perombakannya terlalu signifikan meski faktanya tak diinginkan pelatih, maka akan sulit untuk membangun tim yang solid.

"Iya enggak karena saya juga dari 2007-2008 hampir tiap tahun Persib itu selalu merombak pemainnya minimal 50 persen hilang. Di 2013 kita membangun tim fondasinya dulu dicarilah kelemahannya, di mana kita cari pemain yang bisa menutupinya tapi itu menggantinya cuma 1-2 pemain tapi kan berhasil," ujar Atep.

"Sementara kalau mengganti dengan minimal 50-70 persen, saya yakin akan sulit karena dengan pemain baru perlu adaptasi dan pondasi yang kuat jadi dibangun awal lagi dan memerlukan waktu dan hasilnya tidak tahu bahwa di tiga pertandingan ini bisa dibilang buruk," tuntas Atep.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini